CALEG MISTIS
Februari 16, 2009 at 12:12 pm 6 komentar
Belum hilang dari ingatan kita tentang dukun cilik Poniran dari jombang, udah datang lagi di depan hadapan kita perbuatan salah satu caleg dari partai PPP dapil Situbondadegan nama Sutomo melakukan ritual mistis ke kuburan dengan sesajen. Prilaku apa lagi yang ditontonkan kepada masyarakat kita ini. Dalam artikel saya dengan juduk KESYIRIKAN DAN PENGOBATAN saya bertanya-tanya siapa yang salah pemerintah atau masyarakatnya, ternyata saya memberi jawaban bahwa masyarakat kita mengidap penyakit mental yang akut. Seorang caleg yang notabenya akan mewakili aspirasi masyarakat dengan keilmuannya malah pergi kekuburan mohon doa restu. Apa bedanya dengan ABU JAHAL dan ABU LAHAB yang memohon kepada leluhurnya.
Banyak kaum muslimin berkeyakinan bahwa acara tersebut merupakan hal biasa bahkan dianggap sebagai bagian daripada kegiatan keagamaan. Sehingga diyakini pula apabila suatu tempat atau benda keramat yang biasa diberi sesaji lalu pada suatu pada saat tidak diberi sesaji maka orang yang tidak memberikan sesaji akan kualat (celaka, terkena kutukan).
Anehnya perbuatan yang sebenarnya pengaruh dari ajaran Animisme dan Dinamisme ini masih marak dilakukan oleh orang-orang pada jaman modernisasi yang serba canggih ini. Hal ini membuktikan pada kita bahwa sebenarnya manusianya secara naluri/ fitrah meyakini adanya penguasa yang maha besar, yang pantas dijadikan tempat meminta, mengadu, mengeluh, berlindung, berharap dan lain-lain. Fitrah inilah yang mendorong manusia terus mencari Penguasa yang maha besar ? Pada akhirnya ada yang menemukan batu besar, pohon-pohon rindang, kubur-kubur, benda-benda kuno dan lain-lain, lalu di agungkanlah benda-benda tersebut. Pengagungan itu antara lain diekspresikan dalam bentuk sesajen yang tak terlepas dari unsur-unsur berikut: menghinakan diri, rasa takut, berharap, tawakal, do’a dan lainnya. Unsur-unsur inilah yang biasa disebut dalam islam sebagai ibadah.
Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan diatas fitrah yang lurus dengan diturunkannya syari’at yang agung ini. AllahTa’ala menerangkan tentang fitrah yang lurus tersebut dalam Al Qur’an (yang artinya): “Rasul-rasul mereka berkata apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, pencipta langit dan bumi ?” (QS. Ibrahim : 10).
Allah juga berfirman (yang artinya): “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah), tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. “ (QS. Ar Rum : 30).
Berkenaan dengan ayat-ayat diatas, nabi pun bersabda (yang artinya): “Setiap anak dilahirkan diatas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau penyembah api.” (HR Bukhari, Muslim dan Abu Hurairah, Al Irwa’ :1220).
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi (yang artinya): “(Allah berfirman) Aku menciptakan hamba¬-hamba-Ku diatas agama yang lurus (hanif) lalu syetan menyesatkan mereka” (HR. Muslim dan Ahmad dari shahabat ‘Iash bin Himar).
Imam Ibnu Abil Izzi menerangkan, “Bahwa bayi itu terlahir sesuai dengan fitrah.” Artinya bukan dalam keadaan kosong jiwanya, melainkan mengerti tauhid dan syirik.” (Syarah Aqidah Thahawiyah : 83).
Ibadah yang penting untuk diketahui adalah ibadah hati seperti do’a, takut, berharap, tawakal, cinta dan lain-lain. Semua bentuk ibadah yang agung itu haruslah ditujukan kepada Allah semata, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah maka janganlah kamu menyeru bersama Allah itu seorangpun !” (QS. Al Jin : 18).
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar beriman. “ (QS. Ali Imran : 175).
Allah berfirman (yang artinya): “Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaknya ia beramal shalih dan jangan melakukan kesyirikan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan seorangpun.” (QS. A1 Kahfi : 110).
Allah juga berfirman (yang artinya): “Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakal jika benar-benar kamu orang-orang beriman.” (QS. Al Maidah : 23)
Entry filed under: Uncategorized.
6 Komentar Add your own
Tinggalkan Balasan
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. rusdin | Februari 16, 2009 pukul 2:29 pm
Kita perlu kembali intropeksi diri ditengah-tangah masyarak yang mulai melupakan Allah SWT.
Salam kenal Pak. Saya Rusdin S. Rauf, salah seorang penulis. Temannya mas Shodiq.
2. oRiDo™ | Februari 17, 2009 pukul 8:24 am
mistis..
satu hal yang marak di indonesia…
^_^
3. aman | Februari 18, 2009 pukul 5:28 pm
yang pasti mereka bukan orang muhamadiyah ataupun persis sebab dua organisasi ini sangat anti sekali terhadap hal-hal seperti ini
4. M Shodiq Mustika | Maret 1, 2009 pukul 6:37 pm
ketika orang merasa kesulitan menaruh harapan, terkadang lenyaplah akal sehatnya
ironisnya, ini menimpa kaum “elit” pula, bukan hanya orang awam
5. bootingskoBlog | Maret 14, 2009 pukul 4:36 am
Saya juga heran dengan pemikiran masyarakat kita. Dengan semakin majunya peradaban bukannya semakin realita tapi malah semakin mundur.
Sukses buat anda.
6. Just For Laugh | Oktober 8, 2009 pukul 9:05 am
Mistis bisa mengangkat popularitas…pikir dia.